2. Penulis : Andrea Hirata
3. Penerbit : Bentang Pustaka
5. Tahun Terbit : Cetakan I, Juli 200
· 1. Arai : Pemberani, penuh perjuangan, pantang menyerah, selalu semangat, selalu optimis, memiliki jiwa solidaritas yang tinggi.
· 2. Ikal : Agak pemalu, penuh semangat,
penuh perjuangan, selalu optimis, memiliki jiwa solidaritas yang tinggi.
· 3. Jimbron : Pemalu, setia kawan, reka
berkorban, baik hati, berjiwa semangat dan pantang menyerah.
· 4. Ibu : Perhatian, sabar, selalu
ikhlas melakukan sesuatu.
· 5. Ayah : Gigih, pekerja keras, tidak
mudah menyerah, selalu mengutamakan keajiban, ikhlas.
· 6. Pak Mustar : Bijaksana, tegas.
· 7. Pak Balia : Karismatik, Penyabar,
baik, bijaksana, pintar.
· 8. Laksmi : Pemalu, pintar.
· 9. Nurmala : Baik hati, jujur.
B. Tempat Kejadian
Tempat kejadian Pulau Magai Balitong, Los Pasar dan dermaga pelabuhan,
di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan.
C. Waktu
Waktu yang
digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan
gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
Novel
ini sangat bagus untuk dibaca karena memberikan suatu pesan sekaligus peran dan
ajaran moral kepada pembaca. Alur cerita dan
gaya bahasa yang digunakan dikemas begitu apik dari awal hingga akhir sehingga
pembaca tidak bosan untuk membaca sampai habis cerita yang disajikan di novel
ini. Disamping itu novel ini sangat memberikan contoh pola pikir setiap
manusia. Membangun semangat dan rasa optimis untuk meraih semua cita-cita
pembaca.
D. Ringkas
cerita
Ikal, Arai, dan
Jimbron setelah SMP mereka melanjutkan sekolah SMA, dan berawal dari masa SMA inilah perjuangan
keyakinan tentang mimpi itu terbentuk dari seorang guru sastra bernama Pak Balia yaitu seorang
guru yang penuh inspiratif, yang setiap saat tanpa lelah mengajari mereka
memberikan kata – kata motivasi perjuangan dengan penuh semangatdan guru yang
mengajari mereka bercita – cita yang tinggi, belajar dari alam untuk meresapi
kehidupan, mereguk ilmu sebanyak – banyaknya, mimpi mengelilingi eksotisnya Afrika, megahnya Eropa, dan berhenti di
almamater ilmu Universitas Sorebonne Perancis. Mereka rela menjadi kuli ngambat, bekerja dari jam dua dini hari dan paginya sekolah. Mereka menabung dari waktu kewaktu untuk
mewujudkan mimpinya kuliah di Paris, jika dinalar
tabungan itu tak akan pernah mencukupi kebutuhan mereka untuk biaya perjalanan
ke Paris. Namun hal itu
tak pernah menyurutkan langkah mereka, bagi mereka selama mereka masih bisa berusaha, mereka akan mewujudkan mimpi
itu. Setelah lulus SMA Ikal dan Arai merantau ke pulau Jawa tepatnya di daerah
Bogor, sedangkan Jimbron lebih memilih beternak kuda dan bersama Lasmi gadis
yang dia cintai. Jimbron menghadiahkan dua
sahabatnya dua buah celengan kuda, dengan itu Jimbron percaya walaupun dia
tidak pernah ke Paris namun hatinya akan sampai disana bersama Arai dan Ikal
jika mereka sampai di Paris. Perjuangan di Bogor ternyata tak mudah dan seperti
apa yang mereka harapkan, mereka bersusah payah untuk mendapatkan pekerjaan. Pada akhirnya nasib
menempatkan Ikal sebagai tukang pos, sementara Arai pergi merantau karena tak kunjung mendapat kerja dan menghilang tanpa kabar, hal itu membuat Ikal benar – benar kehilangan. Pada tahun berikutnya Ikal kuliah S1 di UI jurusan ekonomi dan setelah lulus Ikal mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 di Sorebonne dengan menyingkirkan ribuan pesaing, akhirnya Ikal sampai pada perebutan 15
besar. Sementara Arai pergi ke Kalimantan, ternyata Arai melanjutkan kuliah
sambil
bekerja. Arai kuliah di Fakultas Mulawarman jurusan
biologi dan ketika tahu ada pengumuman beasiswa ke Paris, dia tidak mau melewatkan kesempatan itu dan dia pun sama seperti Ikal,
sampai pada perebutan tempat 15 besar. Ketika wawancara, Profesor yang
mengujinya pun kagum pada riset yang Arai buat karena bisa menghasilkan teori
baru. Akhirnya keduanya pun dipertemukan kembali dan dapat mewujudkan mimpinya
bisa menginjakkan kaki mereka di tanah Perancis.
Komentar
Posting Komentar