Indonesia adalah negara yang merdeka. Kemerdekaan indonesia telah diproklamasikan sejak 17 Agustus 1945, kemerdekaan tersebut dicapai dengan penuh susah payah oleh para pejuang indonesia yang dengan sangat gigihnya mereka mengusir para penjajah. Namun yang perlu kita ketahui, perjuangan kemerdekaan Indonesia mayoritas diperjuangkan oleh para pejuang muslim. Hal ini dapat terjadi karena mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama islam. Selain hal tersebut, banyaknya pejuang muslim yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia juga disebabkan ajaran islam sangat menentang segala bentuk penjajahan dan perbudakan dalam seluruh tatanan kehidupan, serta mengusir penjajah merupakan salah satu bentuk dari berjihad di jalan Allah SWT. Hal tersebut sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat [49] ayat 13:
يايهاالناس اناخلقنكم من ذكروانثى وجعلنكم شعوباوقبائل لتعارفوا ان اكرمكم عندالله اتقكم ان الله عليمم خبير
Artinya :
“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
Para pejuang islam islam yang memperjuangkan kemerdekaan indonesia yaitu Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Imam Bonjol, Bung Tomo, K.H Ahmad Dahlan, Jendral Soedirman, Teungku Chik di Tiro dan masih banyak lagi. Walaupun mereka hanya bersenjatakan bambu runcing seraya meneriakkan kalimat takbir. Namun mereka tetap gigih, berani dan semangat, dan atas seizin Allah SWT merekapun bisa mengalahkan para penjajah.
Nah pada saat ini, bangsa Indoesia tidak lagi dihadapkan pada peperangan. Namun, bangsa indonesia lebih dihadapkan pada perilaku para generasi muda Indonesia. Nah, pengertian dari generasi muda Indonesia itu sendiri yaitu generasi atau penerus bangsa indonesia yang akan melanjutkan perjuangan dari generasi sebelumnya menuju ke masa yang akan datang. Generasi muda inilah yang menentukan masa depan bangsa Indonesia di masa yang akan datang dengan harapan dapat memajukan negara Indonesia. Namun, harapan tersebut hanya akan terwujud jika para generasi muda indonesia memiliki karakter dan akhlak mulia yang dapat mengurangi korupsi, pengangguran, pertikaian, kemalasan, kebodohan dan masalah-masalah lainnya. Cara untuk membentuk karakter dan akhlak mulia para generasi muda Indonesia yaitu dengan menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme.
Nasionalisme dan Patriotisme Menurut Pandangan Islam
Kata nasionalisme berasal dari bahasa latin, nation yang berarti negara dan -isme yang berarti paham. Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Selain itu, nasionalisme juga dapat diartikan sebagai kesadaran masyarakat dalam suatu bangsa atau negara yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahakan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu. Dengan kata lain, nasionalisme dapat dikatakan sebagai semangat kebangsaan. Sedangkan, patriotisme merupakan sumber terciptanya sikap nasionalisme yang memiliki makna sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala kemampuannya demi kemakmuran dan kejayaan tanah airnya. Pengertian yang lebih singkat yaitu semangat cinta tanah air. Dengan adanya penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa nasionalisme dan patriotisme merupakan sikap yang mendasari terciptanya ikatan persatuan dan kesatuan di antara kalangan generasi muda Indonesia.
Islam, nasionalisme, dan patriotisme, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling memberikan pengertian. Hal tersebut dikarenakan, agama islam mengajarkan kepada setiap umatnya untuk mencintai dan melindungi negerinya, dan bahkan islam menegaskan bahwa nasionalisme merupakan sebagian dari iman. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rosulullah Saw yang berbunyi:
حب الوطن من الايمان
Artinya :
“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman.”
Selain sabda Rosulullah Saw tersebut, dijelaskan juga dalam Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah [2] ayat 126 sebagai berikut :
واذقال ابرهم رب اجعل هذا بلدا امنا ورزق اهله من الثمرت من امن منهم باالله واليوم الاخر, قال ومن كفر فامتعه قليلا ثم اضطره الى عذاب النار, وبئس المصير
Artinya :
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
Sejalan dengan firman Allah tersebut, islam menunjukkan kalau nasionalisme dan patriotisme merupakan suatu perilaku yang sangat mulia dan harus dikembangkan. Namun, kita juga harus mengingat apa yang pernah dikatakan oleh Rosulullah Saw bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, begitu juga semangat nasionalisme dan patriotisme. Semangat nasionalisme dan patriotisme yang berlebihan dapat menimbulkan sikap chauvinisme, yaitu sikap dimana seseorang menganggap bahwa negaranya lebih baik dari pada negara lain sehingga memandang rendah negara lain. Orang yang seperti itu dapat digolongkan sebagai orang-orang yang musyrik.
Tantangan yang Dihadapi Para Generasi Muda Dalam Memupuk Semangat Nasionalisme dan Patriotisme
Pada era globalisasi ini, banyak tantangan yang dihadapi oleh para generasi muda dalam memupuk semangat nasionalisme dan patriotisme. Tantangan yang paling utama di era globalisasi yaitu pesatnya kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini ditandai dengan masuknya barang-barang elektronik ke negara Indonesia. Sebagaimana kita ketahui kemajuan teknologi di Indonesia tidaklah begitu pesat bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Hal tersebut tentu mengakibatkan para generasi muda yang menggunakan produk dari luar dan meninggalkan produk sendiri, sehingga banyak generasi muda yang menjadi korban dari pesatnya kemajuan teknologi. Selain itu, pesatnya perkembangan teknologi juga mengakibatkan masuknya kebudayaan-kebudayaan dari luar negeri seperti yang baru-baru ini terjadi pada para generasi kita yaitu demam Korea Pop (K-POP). Hal tersebut tentu dapat menyebabkan luturnya kebudayaan asli dari indonesia. Selain pesatnya perkembangan teknologi, para generasi muda juga dihadapkan pada para generasi muda itu sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya kasus tawuran antar pelajar. Hah tersebut tentu dapat menimbulkan perpecahan diantara para generasi muda kita. Padahal, Allah telah berfirman dalam Al-Quran surah Ali-Imran ayat 104. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”
Komentar
Posting Komentar